Gue cuma berharap, malam ini cepat berakhir. Tetangga pada pulkam dan pada cabut malam mingguan, rasanya sepi banget. Mana anak-anak yang biasa nongkrong sama gue juga ngelakuin hal yang sama. Kalau enggak pulkam, ya ngapelin pasangan ato pun calon pasangan masing-masing. Bukannya gue enggak senang, melihat sekeliling gue bahagia, tapi kalau keadaannya gue kesepian begini...gue juga butuh seseorang buat nemenin gue.
Pikiran gue melayang lagi. Sial. Gue benci mengharapkan sesuatu yang ga terjadi. Gue benci imaijnatif. Kalau di saat-saat seperti ini.
Gue jadi inget, dulu. HA-HA, dulu...kayaknya miris banget ngetik d-u-l-u. Yeaup, itulah kenyataannya. Mungkin gue masih ngefek kegalau kali ya. Heran, padahal ini cerah. Malam ini enggak hujan kayak biasanya. Mana sialnya lagi, gue malah berharap ada dia. Sama seperti dulu.
Motor Honda CB100nya, senyuman itu, kecupan hangat di kening gue, bahkan pelukan. Ah! Sudahlah. Mana gue beneran sendiri di sini. Di kamar gue, diiringi lagu galau meski berbahasa korea.
Bisa enggak sih, satnight kali ini gue enggak sendirian lagi? Gue sama temen-temen gue juga enggak apa-apa. Tapi enggak berharap dan enggak memikirkan seseorang yang membuat gue galau.
Rasanya sedih, nyiksa diri sendiri. Menyayangi seseorang yang mungkin udah benar-benar enggak sayang sama diri ini. Masih inget gue, dialog by phone sekitar satnight dua ato tiga minggu yang lalu.
"Jadi sebenernya, gimana perasaan kamu ke aku sekarang?" tanya gue, lirih.
"Flat." jawabnya, datar.
"Maksud kamu?"
"Ya..biasa aja, datar aja."
"Udah enggak sayang lagi sama aku?"
"Ya, enggak bisa dibilang gitu juga sih.."
Dan gue ngerasa ngilu dalam hati gue.
Gue masih bertanya-tanya, gue buat salah apa sih, sampe gue harus ngalamin hal kayak gini?
Gue cewek woy, gue manusia! Gue punya perasaan juga...gue juga pengen disayang, dimanja, dihargain, dianggep...ah, sudahlah.
Mungkin, gue bawa helm ke kota ini juga percuma. Padahal niat gue, biar enggak riweh lagi kalo mau jalan sama dia. Maklumlah, dulu helm gue yang dari abang sepupu gue, dipinjem-pinjem eh malah berakhir hilang entah kemana.
Satnight ini mungkin gue lebih ke berusaha nenangin diri gue lagi. Sepertinya pikiran dan hati gue kini udah satu suara untuk dia. Ck-ck-ck mereka bodoh. Lebih memilih menjadi gila dan sakit.
Pikiran gue melayang lagi. Sial. Gue benci mengharapkan sesuatu yang ga terjadi. Gue benci imaijnatif. Kalau di saat-saat seperti ini.
Gue jadi inget, dulu. HA-HA, dulu...kayaknya miris banget ngetik d-u-l-u. Yeaup, itulah kenyataannya. Mungkin gue masih ngefek kegalau kali ya. Heran, padahal ini cerah. Malam ini enggak hujan kayak biasanya. Mana sialnya lagi, gue malah berharap ada dia. Sama seperti dulu.
Motor Honda CB100nya, senyuman itu, kecupan hangat di kening gue, bahkan pelukan. Ah! Sudahlah. Mana gue beneran sendiri di sini. Di kamar gue, diiringi lagu galau meski berbahasa korea.
Bisa enggak sih, satnight kali ini gue enggak sendirian lagi? Gue sama temen-temen gue juga enggak apa-apa. Tapi enggak berharap dan enggak memikirkan seseorang yang membuat gue galau.
Rasanya sedih, nyiksa diri sendiri. Menyayangi seseorang yang mungkin udah benar-benar enggak sayang sama diri ini. Masih inget gue, dialog by phone sekitar satnight dua ato tiga minggu yang lalu.
"Jadi sebenernya, gimana perasaan kamu ke aku sekarang?" tanya gue, lirih.
"Flat." jawabnya, datar.
"Maksud kamu?"
"Ya..biasa aja, datar aja."
"Udah enggak sayang lagi sama aku?"
"Ya, enggak bisa dibilang gitu juga sih.."
Dan gue ngerasa ngilu dalam hati gue.
Gue masih bertanya-tanya, gue buat salah apa sih, sampe gue harus ngalamin hal kayak gini?
Gue cewek woy, gue manusia! Gue punya perasaan juga...gue juga pengen disayang, dimanja, dihargain, dianggep...ah, sudahlah.
Mungkin, gue bawa helm ke kota ini juga percuma. Padahal niat gue, biar enggak riweh lagi kalo mau jalan sama dia. Maklumlah, dulu helm gue yang dari abang sepupu gue, dipinjem-pinjem eh malah berakhir hilang entah kemana.
Satnight ini mungkin gue lebih ke berusaha nenangin diri gue lagi. Sepertinya pikiran dan hati gue kini udah satu suara untuk dia. Ck-ck-ck mereka bodoh. Lebih memilih menjadi gila dan sakit.
No comments:
Post a Comment