Saturday, November 18, 2017

Honestly in Honesty

  Jangan hadir ketika dia terluka. Pergilah saat dia merasa sepi. Tidak perlu menjadi obat sementara. Hindari mengucapkan janji kosong belaka. Dia tidak membutuhkan itu. Kelak dia akan beralih membutuhkanmu.
  Tertariklah padanya seakan kau ingin tahu segala hal tentang dia. Dari apa yang disukainya hingga hal kecil yang dibencinya. Jadilah garam juga gula. Berikan setiap rasa berbeda untuknya.
   Benar juga, dia terlalu berbahaya. Jika kau ragu, mundurlah. Kalau kau hanya mencoba keberuntungan, hilanglah. Dia tidak membutuhkan itu. Kelak dia akan menangis karena merindu.
   Ya, dia memiliki banyak luka. Terkadang kenangan menjadi bagian favoritnya. Masa lalu adalah tempat yang sering dikunjunginya. Jangan sampai kau terjebak di dalam sana.
   Lagi, menyerahlah sebelum terlambat. Dia bukan orang yang kuat. Cukup dengan setiap tetes air mata pada goresan kulit terbuka. Tidak perlu kau tambah lagi air cuka. Biarkan saja dia sendiri. Toh, dia sudah terbiasa.

   Bahagialah tanpa membawanya serta. Tidak diinginkannya kepalsuan belaka. Tersenyumlah ketika kau menyapa, semudah itu pula dia akan membalasnya. 

No comments:

Post a Comment