Tidak semua orang memiliki kekuatan super mengubah kata-kata buruk yang kau ucapkan untuk menjadi motivasi. Sebagian mereka masih menjadikan itu sebuah benih. Kemudian melemparnya jauh pada sudut pikiran yang kemudian bertumbuh sebagai monster mengerikan. Membayangi setiap langkah dengan memasang senyuman bahagia seolah semuanya sempurna.
Memang lucu, menyenangkan, menggelitik hingga membuatmu terpingkal ketika melontarkan kata-kata buruk itu entah sekedar bercanda atau memang kau bermaksud mematahkan setiap kekuatan yang dia punya untuk tetap berdiri tegak.
Biar kuberitahu sesuatu, depresi dan anxiety itu ada, di sekitarmu. Tepat ketika kau membuka mata dan tidak menyadari keberadaannya. Mungkin kau tahu tapi tidak peduli. Beribu alasan kau siapkan seandainya dia datang menghampiri. Padahal yang dia inginkan hadirmu saja, cuma untuk mengusir monster itu sejenak.
Dia tidak menginginkan pertanyaanmu yang menyudutkannya. Dia tidak membutuhkan kata-katamu yang hanya semakin menjatuhkannya. Dia hanya ingin hadirmu. Bersiapnya dirimu ketika suatu ketika dia memiliki keberanian untuk mengucapkan satu saja kata bukannya senyuman palsu itu.
Lagi, kau tidak perlu memaksa apalagi sampai menjatuhkannya. Ucapanmu bisa jadi peluru pada dirinya. Ketahuilah, dia masih berperang dalam pikirannya. Tidak usah kau tembak terus dia. Satu-satunya yang dia inginkan adalah kemenangan atas dirinya sendiri. Jangan kau tambah pula musuh di sana.
Ah, hal itu begitu mudah diatasi.
Begini saja tidak bisa?
Dasar kau, pecundang.
Jadilah seperti dia.
Kau itu bodoh sekali.
Apa ini? Kau bercanda? Ini?
Kau aneh sekali.
Jelek sekali kau itu.
Kau tidak akan bisa melakukannya, menyerahlah.
Berhenti bermimpi.
Kau tidak pantas.
Berkaca dulu sana.
Kau itu tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan darimu.
Dasar orang gagal.
Pulang saja sana.
Lakukanlah sesuatu, jangan kau hanya diam seperti itu.
Berbicaralah.
Mati saja kau.
Masih akan kau ucapkan sebagian kata-kata buruk yang kutulis di atas barisan ini?
Depresi bukan sesuatu yang mudah. Bukan sesuatu yang akan dengan jentikan satu jari dan kau mengetahuinya. Tidak. Tapi mereka yang mengalaminya ada di sekitarmu. Tersenyum bersamamu. Bercanda tawa denganmu.
Namun berteriak dalam hatinya. Menangis di pikirannya.
Mental illness bukan hal yang bisa kau hadapi sendiri. Bukan berarti kau memang sendiri. Karena kau tidak sendiri.
Jangan dengan mudahnya kau memberi saran jika itu hanya sebuah ucapan. Terkadang yang dibutuhkan hanyalah genggaman tanganmu. Keberadaanmu. Pelukan hangat darimu. Juga kau yang sabar mendengarkan. Kau yang dengan sabar terus bersamanya, memberikan dia kekuatan.
Untukmu yang masih berperang dengan sisi gelap dirinya, tetaplah berjuang. Terima kasih karena terus bertahan. Ini tidak akan lama karena kau tidak sendirian. Jangan pernah merasa sendiri.
Untukmu yang tidak mengerti betapa sulitnya menghadapi dunia di luar sana juga pikiranmu sendiri, berhentilah mengatakan hal-hal yang hanya menyakiti.
Jika kau tidak bisa mengerti keadaan dari sisinya, kau tidak mengerti apa yang dialaminya, kau pun tidak punya hak untuk menghakiminya.
Lagi kuingatkan, dia tidak memiliki kekuatan super untuk mengubah kata-kata burukmu itu menjadi baik.
Berbuat baiklah, berkata baiklah. Semua orang siapa pun dia, dimana pun dia membutuhkan kebaikanmu. Bukan keburukan darimu.
Be kind.
Memang lucu, menyenangkan, menggelitik hingga membuatmu terpingkal ketika melontarkan kata-kata buruk itu entah sekedar bercanda atau memang kau bermaksud mematahkan setiap kekuatan yang dia punya untuk tetap berdiri tegak.
Biar kuberitahu sesuatu, depresi dan anxiety itu ada, di sekitarmu. Tepat ketika kau membuka mata dan tidak menyadari keberadaannya. Mungkin kau tahu tapi tidak peduli. Beribu alasan kau siapkan seandainya dia datang menghampiri. Padahal yang dia inginkan hadirmu saja, cuma untuk mengusir monster itu sejenak.
Dia tidak menginginkan pertanyaanmu yang menyudutkannya. Dia tidak membutuhkan kata-katamu yang hanya semakin menjatuhkannya. Dia hanya ingin hadirmu. Bersiapnya dirimu ketika suatu ketika dia memiliki keberanian untuk mengucapkan satu saja kata bukannya senyuman palsu itu.
Lagi, kau tidak perlu memaksa apalagi sampai menjatuhkannya. Ucapanmu bisa jadi peluru pada dirinya. Ketahuilah, dia masih berperang dalam pikirannya. Tidak usah kau tembak terus dia. Satu-satunya yang dia inginkan adalah kemenangan atas dirinya sendiri. Jangan kau tambah pula musuh di sana.
Ah, hal itu begitu mudah diatasi.
Begini saja tidak bisa?
Dasar kau, pecundang.
Jadilah seperti dia.
Kau itu bodoh sekali.
Apa ini? Kau bercanda? Ini?
Kau aneh sekali.
Jelek sekali kau itu.
Kau tidak akan bisa melakukannya, menyerahlah.
Berhenti bermimpi.
Kau tidak pantas.
Berkaca dulu sana.
Kau itu tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan darimu.
Dasar orang gagal.
Pulang saja sana.
Lakukanlah sesuatu, jangan kau hanya diam seperti itu.
Berbicaralah.
Mati saja kau.
Masih akan kau ucapkan sebagian kata-kata buruk yang kutulis di atas barisan ini?
Depresi bukan sesuatu yang mudah. Bukan sesuatu yang akan dengan jentikan satu jari dan kau mengetahuinya. Tidak. Tapi mereka yang mengalaminya ada di sekitarmu. Tersenyum bersamamu. Bercanda tawa denganmu.
Namun berteriak dalam hatinya. Menangis di pikirannya.
Mental illness bukan hal yang bisa kau hadapi sendiri. Bukan berarti kau memang sendiri. Karena kau tidak sendiri.
Jangan dengan mudahnya kau memberi saran jika itu hanya sebuah ucapan. Terkadang yang dibutuhkan hanyalah genggaman tanganmu. Keberadaanmu. Pelukan hangat darimu. Juga kau yang sabar mendengarkan. Kau yang dengan sabar terus bersamanya, memberikan dia kekuatan.
Untukmu yang masih berperang dengan sisi gelap dirinya, tetaplah berjuang. Terima kasih karena terus bertahan. Ini tidak akan lama karena kau tidak sendirian. Jangan pernah merasa sendiri.
Untukmu yang tidak mengerti betapa sulitnya menghadapi dunia di luar sana juga pikiranmu sendiri, berhentilah mengatakan hal-hal yang hanya menyakiti.
Jika kau tidak bisa mengerti keadaan dari sisinya, kau tidak mengerti apa yang dialaminya, kau pun tidak punya hak untuk menghakiminya.
Lagi kuingatkan, dia tidak memiliki kekuatan super untuk mengubah kata-kata burukmu itu menjadi baik.
Berbuat baiklah, berkata baiklah. Semua orang siapa pun dia, dimana pun dia membutuhkan kebaikanmu. Bukan keburukan darimu.
Be kind.
No comments:
Post a Comment