Gue heran, kapan gue bisa sesibuk orang di sekeliling gue. Banyak yang bilang gue enggak pernah sendiri. Tapi itu buktinya, mereka banyak yang sibuk sendiri meski pun mereka berada di sekitar gue. Katanya sebelum elu dimengerti, harusnya lu ngertiin orang lain dulu. Kalau begitu syaratnya, kapan gue bisa dimengerti ketika gue hanya butuh care dan waktu sebentar saja untuk menemani gue? Sebentar saja untuk hadir ato absen muka kata mereka.
Gue berusaha melakukan yang gue bisa meski gue dicap bego ato bodoh karena gue enggak ingin temen gue ngerasa apa itu sendiri ato susah dan butuh bantuan. Giliran gue? Kenapa selalu timingnya enggak pernah benar. Kenapa harus gue?
Ah, sial. Gue terdengar mulai bete dan bosan hidup sepertinya. But, menulis apa yang ada dipikiran gue hampir sama dengan gue curhat. Meski gue enggak tau siapa yang baca tulisan gue ini.
Gue kangen kehangatan keluarga gue yang entah sejak kapan enggak sehangat yang dulu. Gue kangen para sahabat gue yang semuanya berjauhan tapi entah kenapa kini perlahan juga mulai terasa jauh. Gue kangen hangout bareng teman-teman gue yang juga mulai terpecah sana sini. Gue kangen gue kangen gue kangen dan gue rasa cuma gue yang merasakan hal ini.
Gue masih gadis kecil yang kesepian. Sedih banget. Gue enggak butuh banyak orang. Cukup satu aja. Satu aja yang bisa selalu ada untuk gue. Satu yang mengerti gue, care sama gue, menggenggam tangan gue saat gue menangis, memeluk gue saat gue merasa sendiri, bercerita dan entahlah siapa itu.
Gue benci orang sibuk. Gue benci orang cuek. Gue benci orang yang menganggap remeh, gue benci. Gue benci diri gue berada di kota ini. Mungkin, sudah waktunya buat gue, mencari jalan keluar dari kota ini, lagi. Yeah, gagal dua kali untuk meninggalkan kota ini selamanya*mungkin dan gue berharap begitu* bukan menjadi penghenti gue untuk mencoba lagi.
Gue berusaha melakukan yang gue bisa meski gue dicap bego ato bodoh karena gue enggak ingin temen gue ngerasa apa itu sendiri ato susah dan butuh bantuan. Giliran gue? Kenapa selalu timingnya enggak pernah benar. Kenapa harus gue?
Ah, sial. Gue terdengar mulai bete dan bosan hidup sepertinya. But, menulis apa yang ada dipikiran gue hampir sama dengan gue curhat. Meski gue enggak tau siapa yang baca tulisan gue ini.
Gue kangen kehangatan keluarga gue yang entah sejak kapan enggak sehangat yang dulu. Gue kangen para sahabat gue yang semuanya berjauhan tapi entah kenapa kini perlahan juga mulai terasa jauh. Gue kangen hangout bareng teman-teman gue yang juga mulai terpecah sana sini. Gue kangen gue kangen gue kangen dan gue rasa cuma gue yang merasakan hal ini.
Gue masih gadis kecil yang kesepian. Sedih banget. Gue enggak butuh banyak orang. Cukup satu aja. Satu aja yang bisa selalu ada untuk gue. Satu yang mengerti gue, care sama gue, menggenggam tangan gue saat gue menangis, memeluk gue saat gue merasa sendiri, bercerita dan entahlah siapa itu.
Gue benci orang sibuk. Gue benci orang cuek. Gue benci orang yang menganggap remeh, gue benci. Gue benci diri gue berada di kota ini. Mungkin, sudah waktunya buat gue, mencari jalan keluar dari kota ini, lagi. Yeah, gagal dua kali untuk meninggalkan kota ini selamanya*mungkin dan gue berharap begitu* bukan menjadi penghenti gue untuk mencoba lagi.
No comments:
Post a Comment