Sunday, June 11, 2023

2013 in 2023

 To be honest, I wasn't planning to write any more story about Naruto and Mikey back in the old days.

Jujur, masa untuk mereka berdua sudah berakhir setelah 2013 berganti menjadi 2014. Dan gue ingat banget, ketika dulu Naruto-gue berusaha meraih Mikey dengan cara yang salah; membalas twitnya dia. Ya, walau kadang tidak dibalas dan dibalas jadi dingin satu atau dua kata gitu, but at least I've tried.

Kenapa cerita mengenai gue dan Mikey dijaman dulu kala terbawa kembali pada tahun 2023? Karena gue masuk untuk menyelam, ke cerita awal gue mulai pacaran. Alasan utamanya karena pembelajaran yang ingin gue raih untuk menjadi manusia lebih baik lagi.

Gue ditinggalkan mantan pacar gue pada pertengahan bulan Mei 2023, tepat seminggu sebelum gue ulang tahun. Lalu sehari sebelum gue genap menjadi tiga puluh tahun, satu per satu kebenaran terkuak. Pada hari gue genap bertambah usia, gue menghabiskan waktu dengan menangis. Berharap semua hanya iseng darinya dan berharap semuanya hanya mimpi buruk belaka.

Kenyataannya setiap kali gue belajar membuka mata, menyadari setiap hal, ternyata semuanya nyata.

Satu demi satu kebenaran terkuak dan saat itulah gue memutuskan melihat jauh kebelakang. Berusaha mencari tanda tanya yang mungkin bisa jadi penyebab kesalahan-kesalahan gue terjadi saat memilih seseorang untuk menjadi pasangan gue. Apalagi sampai bisa merasakan rumah pada orang yang menghancurkan gue dengan segala kebohongannya.

Tadinya, mantan yang meninggalkan gue ini akan gue bawa pulang berkenalan dengan orangtua gue. Jujur, hal itu gue sampaikan di bulan April 2023 dan disetujui olehnya. Bodoh sekali, kalau diingat-ingat betapa gue bisa percaya pada sosok seperti mantan gue itu.

Dan itu membuat gue berpikir, apa mungkin kesalahan gue dimasa lalu menjadikan gue gagal melihat setiap pertanda yang sebenarnya sudah sangat jelas terlihat dan terdengar. Entahlah.

Tapi perlu diketahui, Mikey masa kini sudah berbahagia dan gue tidak ada niat merusak apa pun itu. Karena gue yakin saat ini gue dan dia hanyalah orang asing. Bukan pula barisan para bestie, ya kan bestiiii. Duh, kebayang dong gue nada centil dibuat-buatnya teman-teman cowok gue. 

Back to the story,

Banyak cerita yang gue curahkan dalam bentuk tulisan mau pun lagu ketika kita berbicara diri gue sebagai Naruto. Maklum, pertama kali ditinggalkan seorang pacar untuk seterusnya dari sebuah ikatan pacaran, jadi galau luar biasa.

Gue bawa kalian ke pertemuan kami saja malam itu, ya.

Mikey mengenakan baju kaos lengan panjang tipis bewarna cokelat kulit dengan garis-garis putih. Wajahnya kaget bercampur bahagia menyambut gue yang turun dari taksi. Gue masih ingat dia tanya gue mengenai susah atau tidaknya menemukan tempat itu dan jelas gue jawab iya. Orang tadi bapak taksinya sempat lewat.

Untuk pertama kalinya gue memasuki kafe bersama seorang pria asing. Gue mengikutinya dari belakang menaiki tangga dan pikir gue 'if he gonna kill me, I already told everyone where I went to and who I'm going to meet. He better be not do shit.' 

Ya, namanya anak baru gede yah, walau gue tipe orang nekat tapi pasti ada rasa takut juga. Apalagi ketemu cowok yang entah beneran sama atau tidak memiliki perasaan dengan gue di malam hari pula. Belum lagi, orangnya cute luar biasa, siapa tahu saja dia kriminal. Kriminal pencuri hati akyuh. Aiaiai.

Dan Mikey mengantarkan gue ke salah satu pojok sofa kafe dengan cahaya paling terang diantara yang lainnya. Syukurnya bukan panggung, kan nanti gue bisa tiba-tiba jadi badut. 

Dia menanyakan gue apakah gue sudah makan atau belum, jelas gue jawab belum. Sedetik kemudian dia meninggalkan gue, sesekali pula gue lihat dia lalu lalang. Gue yang merupakan anak baru gede dan sangat asing di tempat itu hanya bisa diam sambil membalas pesan singkat dari beberapa teman yang menanyai gue.

"Kamu sudah sampai?" - A, cewek teman satu kos dan mewakili pertanyaan teman-teman satu kos lainnya.

"Ketemu lu sama orangnya? Atau malah nyasar? Kita-kita jemput, gak?" - B, cowok mewakili beberapa teman-teman cowok satu kampus lainnya.

Gue tersenyum dan membalas mereka satu per satu.

Tidak lama, gue mendapati Mikey duduk kembali di sebelah gue. Satu tangannya direntangkan di atas sandaran sofa, tepat di belakang kepala gue. What a move, boi.

Seorang wanita berpakaian membentuk lekuk tubuhnya datang menghampiri. Kakaknya cantik dan seksi. Lagi-lagi, gue yang merupakan anak baru gede, terlihat polos sekali rasanya saat Mikey saling memperkenalkan kami berdua. Tapi gue bisa simpulkan kalau si kakak itu tidak tertarik dengan gue sama sekali. Buktinya, dia seolah ogah-ogahan menyambut salaman tangan gue dan tidak sedikit pun repot untuk melihat ke arah gue.

Bahkan gue pun lupa namanya siapa.

Setelah itu, dia berlalu pergi meninggalkan gue dan Mikey sendirian. Kami tidak banyak berbicara, mungkin karena sudah banyak bercerita semalam sebelumnya. Jadi kami hanya seperti anak kecil yang dimabuk perasaan saat itu, diam saling tatap. Sesekali melempar senyuman.

Sampai akhirnya dua orang dewasa datang menghampiri. Pria dan wanita dewasa itu dengan ramah dan gelak tawa menyambut gue berkenalan. Membuat gue merasa diterima, kalau harus dibandingkan dengan beberapa orang sebelumnya. Setelah makanan gue datang, nasi goreng dihiasi potongan daun bawang, Mikey kemudian berdiri.

Oh, dia berdiri untuk mengecek es teh yang dia juga pesan bersamaan dengan nasi goreng tadinya tapi tidak kunjung datang. Itu pun setelah dia menepis daun bawang dari bagian atas nasi goreng untuk gue. Jujur, dulu gue sangat tidak suka dengan daun bawang. Kalau makan itu, gue bisa eneg sampai muntah. Begitu juga dengan bawang putih.

But shits happened dan sekarang walau bukan di kategori doyan, gue setidaknya bisa makan daun bawang dan bawang putih.

Bang Mif dan Kak Fit, dua orang dewasa yang merupakan pasangan kekasih duduk di hadapan gue. Mereka sesekali mengajak gue berbicara mungkin kasihan kali ya karena gue seperti anak hilang tanpa sosok Mikey di tempat itu, sembari membiarkan gue makan malam nasi goreng porsi supir truk. Jujur, dulu gue tidak banyak makan. Belum lagi ketika gue tidak sengaja menggigit daun bawang. 

Mikey yang kembali duduk di samping kanan gue, menaruh segelas es teh. Dengan cepat gue meneguk minuman itu, berharap bau daun bawang akan hilang setidaknya sedikit.

"Kenapa tidak habis?" tanya Mikey.

Gue menggelengkan kepala, "Tadi kegigit daun bawang." padahal gue juga sudah kenyang dengan bertemu dirinya saja. Aiaiai.

Tapi kalau dipikir, Mikey pasti diam-diam kesal tuh. Itu cewek sudah dipesenin makanan malah tidak habis. Sekali lagi, bukan karena gue gengsi makan banyak, tapi memang dulu gue tidak doyan dengan daun bawang. Ditambah kalo gue makan itu porsinya sedikit. Dulu masih jaga berat badan cuy, kalau sekarang bodo amat sih gue.

Yang penting bisa jaga kesehatan sajalah, soal berat badan itu belakangan.

Tidak lama Bang Mif dan Kak Fit, gue lupa kemana waktu itu. Tapi kalau tidak salah, Bang Mif ada berkata begini pada gue, "Nanti kita hangout bareng rame-rame lagi ya, Fan. Sama si Gigi juga, sekalian ngehibur dia yang baru putus." lalu dia tertawa lebar, merangkul Kak Fit kemudian mereka meninggalkan kafe.

Gue membuka pembicaraan, kelamaan bertatapan dengan Mikey bisa membuat dinding pertahanan gue runtuh. Kita membicarakan soal tato. Bahkan detik gue menuliskan cerita ini, gue masih ingat ketika sentuhan jemari Mikey memberikan penjelasan di telapak tangan gue. 

Dirinya sendiri sudah memiliki tato logo twitter di pergelangan tangannya saat itu. Diikutin dengan marga keluarganya di bagian bawah. Ya, lu bayangkan aja kaya garuda dan semboyan indonesia. Jelas jauh dari situ sih, karena tatonya Mikey lebih ke imut-imut. Kartun burung warna biru. Makanya gue bilang logo twitter. 

Perhatian kami teralihkan saat seorang pria kurus tinggi datang menghampiri. Pria itu melihat gue dari atas bawah, seperti menghakimi penampilan gue di dalam pikirannya. 

"Gigi." ucapnya dingin, menyalam gue, itu juga karena diberikan pembukaan kalimat oleh Mikey. Dan ketika Mikey harus meninggalkan gue lagi, bertugas di kafe dia malam itu. 

Pria kurus tinggi itu duduk di hadapan gue. Tatapan tajam masih terlihat jelas di wajahnya. Tebakan gue saat mengetik ini, wajar sih kalau Gigi melihat gue seperti itu, kala itu. Dia saja baru putus, sementara dua bocah di hadapannya masih dimabok kepayang menjadi budak cinta sambil sesekali melap ingus.

Kemudian seorang pria bertubuh bongsor juga hadir, kami saling bersalaman. Brur namanya. Dia banyak diam ketika Mikey dan Gigi saling bercerita. Oh, di sini, Mikey sudah duduk kembali di sebelah gue. Dia tidak ikut merokok seperti teman-temannya yang ada bersama kami. Tapi hal kecil terhitung romantis yang dilakukan Mikey adalah: mengibaskan tangannya di depan wajah gue. Karena dia tahu gue tidak merokok dan tidak kuat dengan asap rokok.

Itu sebagian highlight yang gue masih ingat dalam memori pikiran gue mengenai pertemuan dengan Mikey dan teman-temannya.

Belum lagi saat mengantar gue kembali menuju kosan, gue dibonceng oleh Mikey dengan motor classic miliknya.

"Kamu orang pertama yang aku bonceng." katanya, berhasil membuat gue tersenyum lebar.

"Seriusan?" sahut gue, tidak sepenuhnya percaya tapi kini gue percaya sih. Karena begitu pulang sehabis antar gue, laki-laki itu langsung update status di twitternya. HAHAHAHAHA. Damn, boi.

Satu lagi, sebenarnya saat mengantar gue pulang balik ke kosan malam itu, Mikey tidak sendirian. Ada bang Brur ikut menemani dengan motor gedenya, dari belakang. Kalau dari ucapan Mikey saat diperjalanan, "Kalau-kalau motor ini mogok, biar kita minjem motor Brur. Trus dia yang jalan narik ini motor, kita lanjut naik motor dia."

Jelas gue tertawa terbahak-bahak menepuk pundak Mikey, pelan.

Gue masih ingat, dia mengenakan jaket jeans biru tua dan langit malam itu gelap tapi cerah.

Memori gue tidak buruk-buruk banget sih kalau mengenai itu. 

Dan begitu gue sampai di kosan, baik Mikey dan Brur menunggu gue masuk melewati pagar gerbang baru mereka pergi beriringan.

Ah, kalau mengingat momen itu, gue juga jadi ingat betapa langkah gue sangat ringan menaiki anak tangga dan berlari kecil di lorong, membuka pintu lalu seorang teman yang dari kamar mandi mendapati gue, "Sudah balik? Gimana tadi?"

Gue tersenyum lalu bersiap membeberkan semuanya, dikemudian hari. Karena malam itu, gue memilih berbaring di tempat tidur, melihat atap kosan dengan senyum bahagia. Tapi itu semua belum dilanjutkan dengan drama dikemudian hari, dimana gue akan bertemu Mikey lagi.

Mungkin gue tidak akan cerita detail banyak mengenai Naruto dan Mikey, tapi satu yang pasti: Mikey ingat tanggal jadian kita berdua, dimana gue benar-benar lupa. Tapi pada bulan kedua, Mikey keburu dalam pertengkaran dengan gue, jadi gue gunakan kartu "I remember our official date" buat melunakkan hatinya.


Sebenarnya ada beberapa cerita gue bagikan di blog ini pada tahun 2013 dan itu terinspirasi dari Mikey.

Setelah perpisahan kami bahkan dua tiga tahun setelahnya, gue pernah mengira gue melihat dia, as if we did cross path again. Entah waktu itu benaran dirinya atau tidak, gue hanya bisa tertegun.

Ada rasa nyeri di dada gue, melihat pria itu berjalan. Sampai detik ini, gue tidak tahu apakah setelah berpisah dengan Mikey, kami pernah berpapasan di jalan atau tidak. Atau sekedar melihat satu sama lain tanpa di sadari satu dan yang lain.

Mungkin bagi Mikey, gue bukanlah seseorang yang menyempil dalam hidupnya. Karena tidak seperti dirinya yang merupakan pacar pertama gue, gue ini bukan pacar pertama Mikey. Jadi pastinya, point of view kami akan berbeda.

Bahkan yang ada gue pernah jealous dengan mantan Mikey yang paling berkesan, sampai dijadikan cerita di blog dan inspirasi lagunya. Sial, gue benar-benar tidak dapat warisan sama sekali.

Tapi seriusan deh, kalau saja diri gue di 2023 ini bisa ada buat diri gue di 2013, mungkin gue tidak akan melalui banyak cerita untuk bertumbuh menjadi diri gue saat ini dan hari ini juga.

Segala luka yang pernah ada, gue akuin ada dan tidak gue tutup-tutupi. Toh, memang setiap goresan luka ini ada sebab dan waktu keringnya. Jadi, pelajaran untuk diri gue.

*

Oke segitu dulu ceritanya. Ini merupakan cerita lanjutan dari postingan sebelumnya atas request Bang Mif, yang adalah bukan nama sebenarnya but I know he knew who is he. 

Seperti dialog gue dan Bang Mif beberapa waktu lalu, ada banyak cerita antara gue dan Mikey. Tapi gue juga tidak mau terkesan terlalu banyak menceritakan Naruto-Mikey di tahun 2023, biar gue bisa cerita momen lainnya.

Dan kalau lu yang sudah membaca sampai baris ini, semisal lu masih ingin tahu beberapa penggalan cerita gue dan Mikey di masa lalu, lu bisa buka postingan gue di tahun 2013, di sana masih banyak pertinggal kisah kami berdua. 

Cukup dijadikan pembelajaran karena masa itu tidak akan bisa diulang kembali. But for me, Mikey in 2013 seriusan cute. In so many aspects, sayangnya jokesnya dulu tidak cocok dengan Naruto di tahun yang sama. Kalau Mikey 2013 bertemu gue di tahun 2023, kadang bikin gue penasaran, apakah dia akan bisa benar-benar terbuka dengan gue. Menjadi dirinya sendiri seutuhnya dan menemukan pasangan dalam diri gue. Karena gue yakin di tahun 2013, Mikey belum benar-benar menerima gue menjadi pasangannya saat itu. Masih ada beberapa hal yang membuatnya tidak sepenuhnya hadir dalam hubungan kami berdua.

Eh, tapi nanti gue jadi sama brondong dong yah. Secara gue sudah tiga puluh tahun dan dia dua puluh satu tahun. Walau sudah legal tapi tidak terima kasih. Pacaran sama brondong beda dua tahun saja gue dikibulin, apalagi sama brondong beda usia jauh.

Benar kata sahabat gue Nina sekitar tahun 2013, "Aku kapok sama brondong, beb. Banyakan kita yang mengerti dibandingkan saling mengerti satu sama lainnya."

Sebelum ada omongan, dewasa bukan dari usia, gue setuju. Kembali ke pribadi masing-masing. Gue sendiri masih ada sisi ke kanak-kanakkannya, tapi bukan berarti gue akan selingkuh dan tidak komit dalam hubungan yang gue jalani. Berbeda dengan mantan gue yang sudah hampir satu setengah tahun sama gue tapi komitmennya hanya sebatas -------oke bye.

No comments:

Post a Comment